GERILYA
MALAM
Disaksikan oleh jutaan bintang
dan sebuah bulan di angkasa
Diiringani oleh hembusan angin yang menusuk kulit mu
Dan iringan doa dari keluarga tercinta
mengiringi langkah kepergian mu
Hei,
Buat apakah engkau di malam gelap bersama sahabat- sahabatmu
Membawa bambu runcing dengan
sebuah keberaniann
Lihat,
Mengendap-endap menuju markas Kolonial Belanda
Tak kulihat satu pun
titik keraguan yang terpancar
dari wajahmu
Kau binasakan satu persatu hanya dengan bambu runcing mu
Sungguh kau terlihat gagah dan mempesona
Pahlawanku ,
Nestapa malam, malang nian nasib mu
Pelor menyentuh tubuh mu,
TUHAN,
Pahlawan ku terbujur kaku ,menghentikan langkah kegagahannya itu
Bersimah darah yang mengalir meyusuri tanah air tercinta
Gerliya malam,
Bukan suatu cerita belaka, atau sebuah film tragedi yang sia-sia
Ini pengorbanan pahlawan ku, pahlawan tanah air ku
Dan semua itu untuk satu tujuan yang kini kita rasakan ” Indonesia Merdeka”
(Partisipasi lomba cipta puisi di
SMKN 1 Tanjungpinang
10 November 2011